Salah satu daerah yang memiliki daya tarik bagi para wisatawan adalah Kota Cilacap. Daerah di pesisir pantai selatan Pulau Jawa itu memiliki bera­gam tempat tujuan wisata. Seperti wisata ziarah di Gunung Selok dan Srandil di Kecamatan Adipala, wisata budaya Benteng Pendem di Kota Cilacap, wisata pantai di Teluk Penyu (Cilacap), Pantai Srandil, Bunton (Adipala), dan Pantai Widayapayung (Binangun).
Ada tempat wisata ilmu pengetahuan (penelitian) berada di kawasan hutan bakau Kampung Laut atau lebih dikenal Segara Anakan (Laguna), persisnya di belakang Pulau Nusakambangan.

Laguna itu mempunyai keunikan ekosistem rawa bakau (mangrove) yang merupakan komposisi dan struktur hutan terlengkap. Berbagai komponen sumber daya hayati berupa flora, habitat berbagai jenis fauna, bentang alam daratan dan bentang alam perairan beinteraksi satu dengan lainnya serta membentuk kesatuan ekosistem alami.
Kawasan yang masuk bagian Nusakambangan ini bisa dikatakan sebagai tempat wisata alam yang ideal. Panorama alamnya menakjubkan. Wisatawan dapat menikmati keindahan, keunikan, serta petualangan. Salah satu keunikan daerah bernama Kampung Laut yang seluruhnya dikelilingi Laguna ini banyak terdapat Gua Karst, fauna laut maupun pola kehidupan masyarakatnya.
Sayangnya, letak kawasan itu memang agak terisolasi dan berada cukup jauh dari Kota Cilacap. Jika mau ke sana, perlu memperhitungkan waktu yang cukup. Sebab, perlu waktu sekitar 4 jam perjalanan menggunakan perahu tradisional compreng atau 2 jam dengan perahu mesin.
Benteng Pendem
Tempat wisata yang banyak menyedot pengunjung adalah Benteng Pendem. Selain letaknya hanya sekitar 500 meter ke arah selatan dari pantai Teluk Penyu, benteng yang nama Belandanya Kusbatterij Op De lantong Te Tjilatjap ini punya nilai sejarah. Dulu, benteng itu adalah markas pertahanan tentara Hindia Belanda. Bangunan seluas sekitar 6,5 hektare ini memiliki konfigurasi yang masih kokoh. Ruangan dalam benteng terdiri atas barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, terowongan, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu/peluru, penjara, dapur, serta ruang perwira. Pembangunan benteng ini berlangsung lebih satu dasawarsa, atau 1861-1879.
Disebut Benteng Pendem, karena benteng ini sebelum digali pada 1986 terpendam 4 meter di dalam tanah. Sejak 1987 dibuka untuk umum. Para peneliti dan masyarakat yang datang terus me­ngalir. Tidak lain, karena keunikannya. Bangunanya dibuat di bawah permukaan tanah dan berada di tempat strategis, persis di depan pantai Teluk Penyu serta berhadapan dengan Pulau Nusakambangan.
Setelah puas menyusuri lorong-lorong benteng, pengunjung bisa menikmati pemandangan dari atas benteng. Mata disuguhi keindahan kawasan pantai yang membujur dari utara (Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap), ke selatan (Pulau Nusakambangan). Kapal-kapal tanker keluar masuk Pelabuhan Tanjung Intan dan perahu-perahu nelayan lalu-lalang di sepanjang pantai dan merapat berjejer warna-warni di Teluk Penyu. Di sebelahnya terlihat tegar Kilang Minyak Pertamina dan Nusakambangan nampak menghijau menambah indah suasana.
Benteng Pendem merupakan peninggalan sejarah yang perlu dijaga kelestariannya. Dahulu sebagai markas pertahanan tentara Belanda. Benteng Pendem ini difungsikan hingga 1942. Ketika Pasukan Jepang menguasai Indonesia, benteng ini dikuasai Jepang hingga 1945, setelah menyerah pada Sekutu pasca di bomnya Hiroshima dan Nagasaki. Benteng ini kemudian diambil alih TNI Banteng Loreng Kesatuan Jawa Tengah. Selanjutnya digunakan TNI dan pejuang kemerdekaan berlatih perang dan pendaratan laut.

Fasilitas dan Akomodasi
Objek wisata ini dilengkapi fasilitas, tempat istirahat, gazebo, ayunan, kolam pemancingan dan taman dengan sejumlah patung dinosaurus. Jam buka 09.00-18.00 WIB, tiket masuk Rp 2.500 per orang.
Ada juga sarana permainan motor all terrain vehicle (ATV) 110 CC. Kendaraan mungil ini dioperasikan sejak 16 Maret 2008 dan harga sewanya Rp 50.000 per jam. Atau Rp 10 ribu per 3 kali putaran dalam sirkuit mini.
Untuk urusan perut, tersedia ma­kanan khas laut. Kedai-kedai sea food, toko cinderamata dari kerang dan minyak bulus untuk vitalitas.
Fasilitas lain, pengunjung bisa me­nyaksikan pembuatan gula kelapa atas seizinkan Dinas Pariwisata agar menambah daya tarik bagi ingin melihatnya.
Tempat wisata terletak di Kecamatan Cilacap Selatan, berjarak sekitar 2 km dari pusat Kota ini dapat dijangkau de­ngan berbagai angkutan darat, laut, dan udara. Khusus dengan pesawat tersedia lapangan terbang Tunggul Wulung.
Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, tersedia kereta bisnis/eksekutif Purwojaya. Berangkat setiap hari dari Stasiun Pasar Senen jam 06.55 dan tiba jam 13.55 WIB. Dari Cilacap jam 18.30 dan tiba Jakarta jam 01.22 WIB. Se­dangkan dari arah timur tersedia kereta api ekonomi Logawa jurusan Jember-Cilacap. Berangkat dari Jember jam 05.00, tiba di Cilacap jam 20.21 WIB. Dari Cilacap jam 05.30 dan tiba di Jember jam 20.55 WIB.

9 komentar

  1. Slamet Arsa Wijaya // 20 Agustus 2008 pukul 11.51  

    Mantaap banget ya...boleh tuh kita napak tilas peninggalan era perjuangan...jalan-jalan yuk ada yang mau gak ya

  2. Anonim // 20 Agustus 2008 pukul 11.55  

    Iya euy gue ngupulin duit dulu supaya gak ke pendem....oyeh boleh tuh

  3. Anonim // 26 Agustus 2008 pukul 11.39  

    Boleh euy siip

  4. Anonim // 26 Agustus 2008 pukul 11.40  

    Siaap...kapan

  5. Anonim // 26 Agustus 2008 pukul 11.46  

    Okeh Oke Banget

  6. Anonim // 26 Agustus 2008 pukul 11.47  

    siiiplah

  7. Anonim // 27 Agustus 2008 pukul 13.05  

    Sebagai wong cilacap tentu menganggap benteng pendem merupakan aset budaya yang perlu dilestarikan.Kalau pulkam terutama lebaran mesti ora kelewat plesir ke sana.

  8. Anonim // 7 November 2008 pukul 10.47  

    tahun 1993-1995 saya pernah kleleran di cilacap....wah saya paling seneng makan di pantai. Kalo ke pendem ini cuma sekali. lah wong durung duwe pacar..

  9. Slamet Arsa Wijaya // 7 November 2008 pukul 11.57  

    Melu prihatin Mas 2 th 'sengsara' di kotaku. Hamdalah, skrg Mas sdh bercahaya (makmur jibar jibur) seperti moto kotaku Cilacap Bercahaya.

    Moga2 wis kangen lg. Kl skrg ke sana ikut merasakan betapa 'angetnya' situasi menjelang detik2.....Amrozi cs