SEJAK reformasi bergulir dan UU otonomi disyahkan DPR tahun 2000 lalu banyak daerah dimekarkan. Ada yang kemauan pemerintah dan ada yang permintaan masyarakat.


Tentu, pemekaran itu bukan balas dendam karena kehilangan satu provinsi dari 27 menjadi 26, pada 1998. Kini telah menjadi 33 provinsi. Sekali lagi tidak demikian. Pemekaran tersebut bertujuan untuk mempercepat dan pemerataan pembangunan, utamanya memotong mata rantai birokrasi (nyatane ga tuh), sehingga perihal perizinan dan tetek bengeknya selesai dalam waktu singkat.

Misalnya, di provinsi Jawa Tengah keinginan masyarakat untuk menggagas perihal mekar memekarkan daerah masih berlangsung. Urusan di kobul atau tidak oleh pemerintah pusat, itu nomor dua. Nomor satunya proses jalan terus dan seberapa solid kinerja tim sukses dalam melobi DPR dan Pemerintah.

Sebagian masyarakat menginginkan Jateng di bagi menjadi dua provinsi, yakni Provinsi Jawa Tengah dan Banyumas. Para penggagasnya telah menggrambyang kabupaten mana saja yang akan direkrut. Ada yang berpendapat melalui pendekatan bahasa (bahasa Jawa di Jateng ada dua dialek, ngapak dan halus).

Minimalnya, ada sembilan kabupaten/kota yang berkriteria bahasa jawa ngapak, yakni meliputi delapan kabupaten dan satu kota. Antara lain Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Banjarnegara, Purbalingga, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Kota Tegal.
Gagasan awal yang diklain hanya Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Kebumen, Banyumas dan Cilacap, tetapi selanjutnya ada usulan tiga kabupaten di wilayah utara, yaitu Kabupaten Brebes, Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Pemalang diikutkan.

Wilayah calon provinsi baru ini pun masih cukup laus mencapai: 1.015.000 Ha atau 31,19 % dari luas Jawa Tengah sekarang. Demikian jumlah penduduknya juga lebih besar di banding Brunai Darusalam, sekitar 9.713.000 jiwa atau 32,48 % dari total penduduk Jawa Tengah. Demikian tingkat kepadatannya mencapai sekitar 1.003 per kilo meter persegi (wikipedia).

Letaknya di sebelah barat provinsi Jateng dan berbatasan dengan Jawa Barat. Sedang, kota yang diusulkan menjadi ibu kotanya adalah Tegal atau Cilacap.
Di antara para pendukung wacana adalah Wakil Bupati Banyumas Imam Durori, Bupati Banjarnegara, Djasri dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banyumas, Musadad Nur Fikri, (Wikipedia, Agustus 2007).

Pokoke Melu

Saat wacana pemekaran provinsi baru itu belum mencapai ujung. Seolah tak mau ketinggalan, masyarakat di salah satu kabupaten di wilayah provinsi yang diwacanakan itu, yakni Kabupaten Cilacap, juga menggagas pemekaran. Namanya Kabupaten Cilacap Utara. Wilayah yang dibelah (sekitar) sembilan kecamatan, meliputi Kecamatan Dayeuhluhur, Majenang, Wanareja, Cipari, Karangpucung, Sidareja, Patimuan, Cimanggu dan Kedungreja.

Sebagai ibu kota Kabupaten, dipilih Majenang. Menurut salah satu pendukung pemekaran, Waryono, konon Bupati Cilacap sudah menyetujui gagasan tersebut. Alasan, pemekaran kata mantan salah satu Aseisten Deputi di Kementerian Koperasi dan UKM itu klasik, untuk mempercepat pemerataan pembangunan. Menurutnya, Cilacap sekarang wilayahnya cukup luas sehingga perlu dibagi dua agar semua wilayah terurus dengan seksama.

Kini, proses tersebut terus berlanjut. Awal Oktober lalu (lebaran H+ 4) dikabarkan akan ada acara silahturahmi para tokoh setempat di Dayeuhluhur. Agenda pokoknya diantaranya mengagas pemekaran.

Bagaimana wong-wongt Cilacap secara keseluruhan, apakah Anda setuju wacana tersebut. Mohon partisipasinya di kolom komentar.

Aja klalen, ditunggu urun rembuge rika pada, kakang, mbokayu, paman, bibi, kakine, ninine ayuh…. ….##

9 komentar

  1. Anonim // 25 November 2008 pukul 17.16  

    aya aya wae, ingin mekar apa ingin dapat gawean anyar kang? he..he...he..

  2. Slamet Arsa Wijaya // 25 November 2008 pukul 18.36  

    @Anomim....

    Biarin aja kan baru wacana

    Tapi, nek keleksanan pancene ya dadi akeh lowongan dan job jabatan bagi PNS. Nggo masyarakat sipil minimal ana kesempatan dadi anggota DPRD, Bup/wabup, perangkat, satpol PP, dll

    Ya mbokan...

  3. Anonim // 5 Desember 2008 pukul 20.22  

    Kawan-kawan dari Cilacap yang pro pemekaran kabupaten, ada baiknya belajar dari pantai selatan Jabar, di:
    http://panseljabar.blogspot.com

  4. Anonim // 5 Desember 2008 pukul 20.23  

    Kawan-kawan dari Cilacap yang pro pemekaran kabupaten, ada baiknya belajar dari pantai selatan Jabar, di:
    http://panseljabar.blogspot.com

  5. Slamet Arsa Wijaya // 5 Desember 2008 pukul 23.11  

    @GG

    Betul Kang, saya sudah membaca analisis Akang. Memang sebaiknya dipersiapkan dengan matang. Tapi untuk wacana boleh sih...

    Atur nuhun Kang dah mampir ke rumahku yang masih memprihatinkan ini.

  6. Tophenx // 26 Desember 2008 pukul 16.20  

    Inyong "SETUJU" kang...mergane mung arep ngurus surat-surat baen mesthi maring cilacap, kadohan..ongkose mahal, wektune kesuwen nang dalan...nek nang majenang tuli kepenak, mung kari ngonthel maring alun-alun. Mbenerake sithik kang jenengan wilayahe dudu cilacap utara..tapi cilacap barat.

    Sedulur saka Perumnas-Majenang

  7. Slamet Arsa Wijaya // 26 Desember 2008 pukul 17.49  

    @Tophenx Go!!

    Iya yah... antara Majenang, apa maning Deyeuhluhur meng Cilacap Kota, adohe wis munyet-munyet.

    Mulane masuk akal ana usulan pemekaran, supaya pemerentahane di edekna. Dadi gelis nek ngurus surat menyurat. Ya wis tek dukunglah.

    Hehehe...jan-janeh aku ya ngerti udu cilacap utara, tapi cilacap kulon alias barat. Tek sengaja, ini merupakan bagian dari pro kontra itu.

    Suwun sedulur, wis melu ngetokna uneg-uneg.

  8. Lembur Kuring // 27 April 2010 pukul 12.40  

    apapun keinginan kita pro atau kontra mari kita saling hargai masing2 pendapat dan keinginan dan saling menjaga kerukunan. karena yang mekar juga pasti punya alasan kuat. yang penting pemekaran ini bisa memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang dirasa kurang. silahkan yang sepaham dengan pemekaran ikuti diskusinya di http://www.facebook.com/profile.php?id=100000963129569#!/group.php?gid=105459879488741&v=wall&ref=ts

  9. Unknown // 26 November 2013 pukul 19.30  

    ya angger arep ky kuwe ya kudu dirembug sing bener2 neng ahline, wong jenenge ngadegna kabupaten kuwe akeh wragadane. nyong sih ya ndukung bae selama demi perobahan, ora ana misi terselubung di balik kaya kuwe kabeh, misale anu mung sekedar pengin nyekel kekuasaan, terus mengko mung isine pada nyaploki duit anggaran.

    jan nek ky kuwe isine, nyong sing wong asli majenang jan ra trima angger pejabate isine ming korup, kerjane ngutili duit rayat, mending bubar bae.