Pasca heboh ditemukannya beberapa napi mendapat perlakuan istimewa di dalam rutan, pasti instansi berwenang segera membenahinya. Sejak berita itu dikonsumsi publik, LP-LP di Indonesia yang tak sempat kena sidak tim Satgas mafia pengadilan (maklar kasus), pasti telah sigap dan buru-buru membereskan semua menjadi standar, supaya tidak apes seperti Kepala Rutan ondok Bambu yang digusur dari jabatannya.

Padahal perlakuan sejenis itu sudah ada sejak jaman beheula. Misalnya LP-LP di Nusakambangan juga tak luput dari perhatian publik. Untuk iti, Kanwil Kemenkum dan HAM Jawa Tengah pun menyempatkan meninjau Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Sabtu (23/1/2010). Wartawan diajak serta. Petugas LP all out melayani.

Meski telah mendapat izin, rombongan yang dipimpin Humas Kemenkum HAM Jateng Nunung Wahyu Triono tak bisa masuk dengan mudah. Di dermaga Wijayapura, petugas mengecek rombongan. Satu persatu dipanggil.

Setelah itu, rombongan naik Kapal Pengayoman menuju Pulau Nusakambangan. Tak sampai 10 menit, kapal telah sampai di pos penjagaan Sodong, pintu gerbang LP Nusakambangan.

Di tempat tersebut, dua buah truk dan beberapa mobil telah menunggu. Rombongan yang berjumlah 25-an orang, langsung dibawa ke LP Batu.

"Silakan nanti teman-teman melihat, berbincang dengan napi, tapi kita harus selesai sebelum kapal terakhir berangkat," kata Kakanwil Kemenkum HAM Jateng Chairuddin Idrus di LP Batu.

Dengan dipandu petugas, rombongan dan wartawan memantau LP Pasir Putih, LP Narkotika, dan Batu. Para wartawan diberi keleluasaan berbicang dengan para napi.

"Hal seperti ini jarang terjadi. LP dibuka dan teman-teman wartawan bisa wawancara dengan bebas. Napi sini kan kelas kakap semua," tutur seorang petugas.

Tak hanya itu, petugas juga menyiapkan jamuan di luar kompleks LP Permisan. LP Nusakambangan seperti benar-benar open house, khusus rombongan Kemenkum HAM dan wartawan. Awes/detikom

0 komentar